KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
Banjarbaru, Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Janji Koiso
B. Janji Kemerdekaan
C. Sidang tanggal 29 Mei 1945
D. Sidang tanggal 31 Mei 1945
E. Sidang tanggal 1 Juni 1945
F. Perbedaan Pendapat
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
“KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.
HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN
DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT
SINGKATNYA”
DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SOEKARNO-HATTA.
Itulah naskah proklamasi yang dibacakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945
tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dan tanggal
8 Ramadan 1364 menurut Kalender Hijriah, oleh Ir. Soekarno dengan
didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56,
Jakarta Pusat. Sejak saat itulah Indonesia menjadi negara yang merdeka,
negara yang bebas dari penjajahan yang mengikat. Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 ini merupakan titik atau tahapan tertinggi dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia.
Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia amatlah panjang, ringkasan
tonggak-tonggak sejarah perjuangan bangsa dapat dibaca pada Makna
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Berawal pada tanggal 1 Maret 1942 dimana Jepang mendaratkan pasukannya di
tiga tempat yang berbeda yaitu Banten, Indramayu dan Bojonegoro yang tidak
lain guna menguasai wilayah Indonesia. Dibawah pimpinan Jenderal Imamura
Jepang melancarkan serangan terhadap Belanda yang berpusat di Batavia
(Jakarta) yang akhirnya 7 hari kemudian atau pada tanggal 8 Maret 1942
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa
Barat. Penyerahan dilakukan oleh Jenderal Teer Poorten kepada Jenderal
Imamura. Sejak saat itu maka berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia.
1. Bagaimana isi dari janji Koiso ?
2. Apa isi dari Janji Kemerdekaan ?
3. Bagaimana Sifang tanggal 29 Mei 1945 ?
4. Bagaimana Sifang tanggal 31 Mei 1945 ?
5. Bagaimana Sifang tanggal 1 Juni 1945 ?
6. Bagaimana perbedaan pendapat yang terjadi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Janji Koiso
Janji Koiso adalah sebuah pernyataan politik yang dikeluarkan oleh Perdana
Menteri Kekaisaran Jepang Kuniaki Koiso setelah dirinya menggantikan posisi
Hideki Tojo sebagai Perdana Menteri. Pernyataan politik ini dikeluarkan
pada 7 September 1944 dalam sidang istimewa ''Teikoku Ginkai'' ke 85 di
Ibukota Kekaisaran Jepang, Tokyo. Isi daripada pengumuman ini adalah
Kekaisaran Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan bagi Bangsa
Indonesia suatu hari. Setelah Perdana Menteri Koiso mengumumkan janji itu,
tentara pendudukan Kekaisaran Jepang di Indonesia mulai melonggarkan
pengawasan mereka terhadap Kaum Pergerakan Kemerdekaan, khususnya kaum
nasionalis, namun tidak bagi kelompok sayap kiri atau komunis. Kemudian
Kekaisaran Jepang juga mulai membentuk berbagai macam organisasi yang
menjadi wadah bagi para tokoh pergerakan Kemerdekaan Indonesia seperti
Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, dan lainnya. Harapan Perdana
Menteri Koiso dengan diumumkannya janji ini adalah agar Indonesia mau
membantu Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II - yang mulai menunjukkan
kekalahan bagi pihak Poros - sebagai bentuk ucapan terimakasih, meskipun
akhirnya janji ini tidak terealisasi karena Amerika Serikat berhasil
mempercepat selesainya perang dengan Bom Hiroshima dan Bom Nagasaki.
Memasuki awal tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang Pasifik semakin
terdesak. Angkatan Laut Amerika Serikat dipimpin Laksamana Nimitz berhasil
menduduki posisi penting di Kepulauan Mariana seperti Saipan, Tidian dan
Guan yang memberi kesempatan untuk Seukutu melakukan serangan langsung ke
Kepulauan Jepang. Kekuatan tentara Jepang yang semula ofensif (menyerang)
berubah menjadi defensif (bertahan). Kepada bangsa Indonesia, pemerintah
militer Jepang masih tetap mengembar gemborkan (menyakinkan) bahwa Jepang
akan menang dalam perang Pasifik.
Pada akhir 1944, posisi Jepang semakin terjepit dalam Perang Asia Timur
Raya dimana Sekutu berhasil menduduki wilayah-wilayah kekuasaan Jepang,
seperti Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Kepulauan Marshall, bahkan
Kepulauan Saipan yang telaknya sudah sangat dekat dengan Jepang berhasil
diduduki Amerika Serikat pada bulan Juli 1944. Sekutu kemudian menyerang
Ambon, Makassar, Manado, Tarakan, Balikpapan, dan Surabaya.
Menghadapi situasi krisis itu, maka pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah
Jepang di Jawa yang dipimpin oleh Panglima tentara ke-16 Letnan Jenderal
Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuan
pembentukan badan tersebut adalah menyelidiki dan mengumumkan bahan-bahan
penting tentang ekonomi, politik, dan tata pemerintahan sebagai persiapan
untuk kemerdekaan Indonesia.
Adapun keanggotaan yang terbentuk berjumlah 67 orang dengan ketua Dr. K.R.T
Radjiman Widiodiningrat dan R. Suroso dan Seorang Jepang sebagai wakilnya
Ichi Bangase ditambah 7 anggota Jepang yang tidak memiliki suara. Ir.
Soekarno yang pada waktu itu juga dicalonkan menjadi ketua, menolak
pencalonan karena ingin memperoleh kebabasan yang lebih besar dalam
perdebatan.
Pada tanggal 28 Mei 1945 dilangsungkanlah upacara peresmian BPUPKI
bertempat di Gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon Jakarta, dihadiri oleh
Panglima Tentara Jepang Wilayah Ketujuh Jenderal Itagaki dan Panglima
Tentara Keenam Belas di Jawa Letnan Jenderl Nagano. BPUPKI mulai
melaksanakan tugasnya dengan melakukan persidangan untuk merumuskan
undang-undang dasar bagi Indonesia kelak.
Hal utama yang dibahas adalah dasar negara bagi negara Indonesiamerdeka.
Selama masa tugasnya BPUPKI hanya mengadakan sidang dua kali. Sidang
pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 di gedung Chou
Sang In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal dengan nama
Gedung Pancasila. Pada sidang pertama, Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat
selaku ketua dalam pidato pembukaannya menyampaikan masalah pokok
menyangkut dasar negara Indonesia yang ingin dibentuk pada tanggal 29 Mei
1945.
C.
Sidang tanggal 29 Mei 1945
Pada sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Mohammad Yamin memperoleh kesempatan
pertama untuk mengajukan rancangan gagasan negara Indonesia merdeka yang
diberi judul Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia. Mr.
Mohammad Yamin berpendapat bahwa negara Indonesia wajib berpijak pada lima
dasar berikut.
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan Kesejahteraan rakyat.
D.
Sidang tanggal 31 Mei 1945
Dr.Soepomo menyampaikan gagasannya pada tanggal 31 Mei 1945. Menurut Dr.
Soepomo, negara Indonesia wajib didirikan dengan asas-asas sebagai berikut.
1. Persatuan,
2. Kekeluargaan,
3. Keseimbangan lahir dan batin,
4. Musyawarah,
5. Keadilan rakyat.
E.
Sidang tanggal 1 Juni 1945
Penyampai gagasan negara Indonesia yang terakhir adalah Ir. Soekarno yang
menyampaikan gagasannya pada tanggal 1 Juni 1945. Ir. Soekarno menyatakan
bahwa negara Indonesia wajib didirikan di atas lima dasar, dengan rincian
sebagai berikut.
1. Ir. Soekarno Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,
2. Perikemanusiaan atau internasionalisme,
3. Mufakat atau demokrasi,
4. Kesejahteraan sosial,
5. Ketuhanan yang Maha esa.
Lima gagasan negara Indonesia merdeka itu oleh Ir. Soekarno diberi nama
Pancasila. Usulan-usulan itu lalu diterima dan ditampung oleh BPUPKI untuk
dimusyawarahkan bersama. Selanjutnya dibentuk sebuah tim khusus yang
dinamakan panitia kecil yang bertugas membahas lebih lanjut usulan-usulan
dasar negara itu. Adapun tokoh-tokoh yang termasuk ke dalam Panitia
Sembilan adalah sebagai berikut.
1. Ir. Soekarno,
2. Abdul Kahar Muzakir,
3. Drs. Mohammad Hatta,
4. K.H.Wahid Hasyim
5. Mr. Mohammad Yamin,
6. H. Agus Salim,
7. Ahmad Soebardjo,
8. Abikoesno Tjokrosoejoso.
9. A.A. Maramis,
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mulai bersidang di Gedung Jawa
Hokokai Jakarta. Rapat itu tidak hanya dihadiri oleh Panitia Sembilan
tetapi anggota BPUPKI yang lainpun turut hadir sehingga jumlah peserta
sidang mencapai 38 orang. Adapun tujuannya adalah untuk merumuskan dasar
negara Indonesia dengan bahan-bahan yang telah disampaikan oleh Mr.
Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Panitia sembilan berhasil
menetapkan suatu rumusan yang dinamakan Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
F.
Perbedaan Pendapat
Menjelang proklamasi 17 Agustus 1945, perbedaan pendapat antara golongan
tua dengan golongan pemuda semakin memuncak, khususnya antara Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai, dengan
kelompok pemuda radikal yang tergabung dalam Barisan Pelopor Istimewa atau
Tokuketsu Suisyintai.
Kedua kelompok ini berbeda pendapat tentang cara melaksanakan proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Sekalipun mereka sama-sama sepakat bahwa
kemerdekanaan Indonesia harus segera diproklamasikan.
Dalam buku berjudul 'Sejarah Nasional Indonesia VI, Zaman Jepang dan Zaman
Republik Indonesia terbitan Balai Pustaka', karya Marwati Djoened
Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, disebutkan golongan tua berpendapat
bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah hanya jika tetap
bekerja sama dengan Jepang.
Konsekuensinya, golongan tua menggantungkan proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada rapat PPKI. Adapun peresmian pembantukan PPKI dilaksanakan
pada 7 Agustus 1945, sesuai dengan keputusan Jenderal Besar Terauchi,
Panglima tentara Umum Selatan, yang membawahi semua tentara Jepang di
wilayah Asia Tenggara.
Para anggota PPKI diizinkan melakukan kegiatannya menurut pendapat dan
kesanggupan bangsa Indonesia sendiri, tetapi mereka diwajibkan
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Syarat pertama untuk mencapai kemerdekaan ialah menyelesaikan perang
yang sekarang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia
harus mengerahkan tenaga sebesar-besarnya, dan bersama-sama dengan
pemerintah Jepang meneruskan perjuangan untuk memperoleh kemenangan akhir
dalam Perang Asia Timur Raya.
2. Negara Indonesia merupakan anggota Lingkungan Kemakmuran Bersama di Asia
Timur Raya, maka cita-cita bangsa Indonesia harus disesuaikan dengan
cita-cita pemerintah Jepang yang bersemangat Hakko-Ichiu.
Golongan Tua yang tergabung dalam PPKI merasa yakin dengan janji
kemerdekaan dari Jepang, tepatnya setelah tiga utusan PPKI, yakni Sukarno,
Mohammad Hatta dan Radjiman Wediodiningrat berangkat menuju markas besar
Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam Selatan. Ketiganya berangkat pada 9
Agustus 1945 dan diterima pada 12 Agustus 1945.
Saat itu, Jenderal Besar Terauchi menyampaikan pada ketiganya bahwa
Pemerintah Kemaharajaan Jepang telah memutuskan untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Indonesia dapat merdeka setelah pelaksanaan
persiapannya selesai dilakukan oleh PPKI.
Menurut Jenderal Besar Terauchi, wilayah Indonesia akan meliputi seluruh
bekas wilayah Hindia Belanda. Mungkin saja pelaksanaannya tidak dapat
sekaligus untuk seluruh wilayah Indonesia, tetapi bagian demi bagian sesuai
dengan kondisi setempat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil
perjuangan dan kerja keras bangsa Indonesia.
Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah BPUPKI
dan PPKI. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat, sedangkan PPKI
diketuai oleh Ir. Soekarno. BPUPKI telah berhasil menyusun dasar negara dan
rancangan UUD. Dalam sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
telah menetapkan tiga keputusan penting yaitu mengesahkan dan menetapkan UU
RI, yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945, mengangkat presiden dan wakil
presiden, dan membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Tokoh-tokoh
penting dalam peristiwa proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,
Ahmad subardjo, dan Fatmawati.
Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan
kehidupan Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
B. Saran
Kami Menyarankan kepada Pemimpin negeri ini untuk selalu menanamkan
nilai-nilai kepahlawanan dalam semua aspek pendidikan di Indonesia, serta
melakukan kajian-kajian tentang pembenahan sistem yang ada sekarang agar
Indonesia kedepannya menjadi lebih baik. Tentu hal ini tidak boleh lepas
dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia yang berbudi luhur.
DAFTAR PUSTAKA
arjuna biru. 17 Maret 2017. "
Latar Belakang Perdana Menteri Koiso Memberi Janji Kemerdekaan kepada
Bangsa Indonesia
".
https://e-the-l.blogspot.com/2017/03/latar-belakang-perdana-menteri-koiso.html
wikipedia. 11 Desember 2017. "Janji Koiso".
https://id.wikipedia.org/wiki/Janji_Koiso
Mas Poer. 23 Agustus 2017. " Janji Kemerdekaan Dari Jepang Kepada Indonesia".
http://www.freedomsiana.com/2017/08/janji-kemerdekaan-dari-jepang-kepada.html#
Joko Sadewo. 10 Agustus 2014. " Jelang Proklamasi, PPKI dan Golongan Pemuda Berbeda Pendapat".
https://www.republika.co.id/berita/gempita-merdeka/sejarah-merdeka/14/08/10/na3816-janji-kemerdekaan-dari-jepang
Fitur Copy saya matikan jadi silahkan download file wordnya di bawah ini :
Share This :
0 comments