-->
BLANTERWISDOM101

Makalah Janji Kemerdekaan

3/14/2019
JANJI KEMERDEKAAN






Disusun Oleh :

Ahmad Guzali







WEB KALONG
https://www.webkalong.blogspot.com
2019



KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.




Banjarbaru, Maret 2019



Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Janji Koiso
B. Janji Kemerdekaan
C. Sidang tanggal 29 Mei 1945
D. Sidang tanggal 31 Mei 1945
E. Sidang tanggal 1 Juni 1945
F. Perbedaan Pendapat
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA 



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
“KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT SINGKATNYA”
DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SOEKARNO-HATTA.

Itulah naskah proklamasi yang dibacakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dan tanggal 8 Ramadan 1364 menurut Kalender Hijriah, oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Sejak saat itulah Indonesia menjadi negara yang merdeka, negara yang bebas dari penjajahan yang mengikat. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ini merupakan titik atau tahapan tertinggi dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia amatlah panjang, ringkasan tonggak-tonggak sejarah perjuangan bangsa dapat dibaca pada Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Berawal pada tanggal 1 Maret 1942 dimana Jepang mendaratkan pasukannya di tiga tempat yang berbeda yaitu Banten, Indramayu dan Bojonegoro yang tidak lain guna menguasai wilayah Indonesia. Dibawah pimpinan Jenderal Imamura Jepang melancarkan serangan terhadap Belanda yang berpusat di Batavia (Jakarta) yang akhirnya 7 hari kemudian atau pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Penyerahan dilakukan oleh Jenderal Teer Poorten kepada Jenderal Imamura. Sejak saat itu maka berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana isi dari janji Koiso ?
2. Apa isi dari Janji Kemerdekaan ?
3. Bagaimana Sifang tanggal 29 Mei 1945 ?
4. Bagaimana Sifang tanggal 31 Mei 1945 ?
5. Bagaimana Sifang tanggal 1 Juni 1945 ?
6. Bagaimana perbedaan pendapat yang terjadi ?



BAB II
PEMBAHASAN

A. Janji Koiso
Perdana Menteri Kuniaki Koiso dalam seragam tentaranya

Janji Koiso adalah sebuah pernyataan politik yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Kekaisaran Jepang Kuniaki Koiso setelah dirinya menggantikan posisi Hideki Tojo sebagai Perdana Menteri. Pernyataan politik ini dikeluarkan pada 7 September 1944 dalam sidang istimewa ''Teikoku Ginkai'' ke 85 di Ibukota Kekaisaran Jepang, Tokyo. Isi daripada pengumuman ini adalah Kekaisaran Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia suatu hari. Setelah Perdana Menteri Koiso mengumumkan janji itu, tentara pendudukan Kekaisaran Jepang di Indonesia mulai melonggarkan pengawasan mereka terhadap Kaum Pergerakan Kemerdekaan, khususnya kaum nasionalis, namun tidak bagi kelompok sayap kiri atau komunis. Kemudian Kekaisaran Jepang juga mulai membentuk berbagai macam organisasi yang menjadi wadah bagi para tokoh pergerakan Kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, dan lainnya. Harapan Perdana Menteri Koiso dengan diumumkannya janji ini adalah agar Indonesia mau membantu Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II - yang mulai menunjukkan kekalahan bagi pihak Poros - sebagai bentuk ucapan terimakasih, meskipun akhirnya janji ini tidak terealisasi karena Amerika Serikat berhasil mempercepat selesainya perang dengan Bom Hiroshima dan Bom Nagasaki.

B. Janji Kemerdekaan
Memasuki awal tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang Pasifik semakin terdesak. Angkatan Laut Amerika Serikat dipimpin Laksamana Nimitz berhasil menduduki posisi penting di Kepulauan Mariana seperti Saipan, Tidian dan Guan yang memberi kesempatan untuk Seukutu melakukan serangan langsung ke Kepulauan Jepang. Kekuatan tentara Jepang yang semula ofensif (menyerang) berubah menjadi defensif (bertahan). Kepada bangsa Indonesia, pemerintah militer Jepang masih tetap mengembar gemborkan (menyakinkan) bahwa Jepang akan menang dalam perang Pasifik.
Pada akhir 1944, posisi Jepang semakin terjepit dalam Perang Asia Timur Raya dimana Sekutu berhasil menduduki wilayah-wilayah kekuasaan Jepang, seperti Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Kepulauan Marshall, bahkan Kepulauan Saipan yang telaknya sudah sangat dekat dengan Jepang berhasil diduduki Amerika Serikat pada bulan Juli 1944. Sekutu kemudian menyerang Ambon, Makassar, Manado, Tarakan, Balikpapan, dan Surabaya.

Menghadapi situasi krisis itu, maka pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah Jepang di Jawa yang dipimpin oleh Panglima tentara ke-16 Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuan pembentukan badan tersebut adalah menyelidiki dan mengumumkan bahan-bahan penting tentang ekonomi, politik, dan tata pemerintahan sebagai persiapan untuk kemerdekaan Indonesia.

Adapun keanggotaan yang terbentuk berjumlah 67 orang dengan ketua Dr. K.R.T Radjiman Widiodiningrat dan R. Suroso dan Seorang Jepang sebagai wakilnya Ichi Bangase ditambah 7 anggota Jepang yang tidak memiliki suara. Ir. Soekarno yang pada waktu itu juga dicalonkan menjadi ketua, menolak pencalonan karena ingin memperoleh kebabasan yang lebih besar dalam perdebatan.
Pada tanggal 28 Mei 1945 dilangsungkanlah upacara peresmian BPUPKI bertempat di Gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon Jakarta, dihadiri oleh Panglima Tentara Jepang Wilayah Ketujuh Jenderal Itagaki dan Panglima Tentara Keenam Belas di Jawa Letnan Jenderl Nagano. BPUPKI mulai melaksanakan tugasnya dengan melakukan persidangan untuk merumuskan undang-undang dasar bagi Indonesia kelak.

Hal utama yang dibahas adalah dasar negara bagi negara Indonesiamerdeka. Selama masa tugasnya BPUPKI hanya mengadakan sidang dua kali. Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 di gedung Chou Sang In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal dengan nama Gedung Pancasila. Pada sidang pertama, Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat selaku ketua dalam pidato pembukaannya menyampaikan masalah pokok menyangkut dasar negara Indonesia yang ingin dibentuk pada tanggal 29 Mei 1945.

C. Sidang tanggal 29 Mei 1945
Pada sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Mohammad Yamin memperoleh kesempatan pertama untuk mengajukan rancangan gagasan negara Indonesia merdeka yang diberi judul Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia. Mr. Mohammad Yamin berpendapat bahwa negara Indonesia wajib berpijak pada lima dasar berikut.
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan Kesejahteraan rakyat.

D. Sidang tanggal 31 Mei 1945
Dr.Soepomo menyampaikan gagasannya pada tanggal 31 Mei 1945. Menurut Dr. Soepomo, negara Indonesia wajib didirikan dengan asas-asas sebagai berikut.
1. Persatuan,
2. Kekeluargaan,
3. Keseimbangan lahir dan batin,
4. Musyawarah,
5. Keadilan rakyat.

E. Sidang tanggal 1 Juni 1945
Penyampai gagasan negara Indonesia yang terakhir adalah Ir. Soekarno yang menyampaikan gagasannya pada tanggal 1 Juni 1945. Ir. Soekarno menyatakan bahwa negara Indonesia wajib didirikan di atas lima dasar, dengan rincian sebagai berikut.
1. Ir. Soekarno Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,
2. Perikemanusiaan atau internasionalisme,
3. Mufakat atau demokrasi,
4. Kesejahteraan sosial,
5. Ketuhanan yang Maha esa.

Lima gagasan negara Indonesia merdeka itu oleh Ir. Soekarno diberi nama Pancasila. Usulan-usulan itu lalu diterima dan ditampung oleh BPUPKI untuk dimusyawarahkan bersama. Selanjutnya dibentuk sebuah tim khusus yang dinamakan panitia kecil yang bertugas membahas lebih lanjut usulan-usulan dasar negara itu. Adapun tokoh-tokoh yang termasuk ke dalam Panitia Sembilan adalah sebagai berikut.
1. Ir. Soekarno,
2. Abdul Kahar Muzakir,
3. Drs. Mohammad Hatta,
4. K.H.Wahid Hasyim
5. Mr. Mohammad Yamin,
6. H. Agus Salim,
7. Ahmad Soebardjo,
8. Abikoesno Tjokrosoejoso.
9. A.A. Maramis,

Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mulai bersidang di Gedung Jawa Hokokai Jakarta. Rapat itu tidak hanya dihadiri oleh Panitia Sembilan tetapi anggota BPUPKI yang lainpun turut hadir sehingga jumlah peserta sidang mencapai 38 orang. Adapun tujuannya adalah untuk merumuskan dasar negara Indonesia dengan bahan-bahan yang telah disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Panitia sembilan berhasil menetapkan suatu rumusan yang dinamakan Piagam Jakarta (Jakarta Charter)

F. Perbedaan Pendapat
Menjelang proklamasi 17 Agustus 1945, perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan pemuda semakin memuncak, khususnya antara Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai, dengan kelompok pemuda radikal yang tergabung dalam Barisan Pelopor Istimewa atau Tokuketsu Suisyintai.

Kedua kelompok ini berbeda pendapat tentang cara melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sekalipun mereka sama-sama sepakat bahwa kemerdekanaan Indonesia harus segera diproklamasikan.

Dalam buku berjudul 'Sejarah Nasional Indonesia VI, Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia terbitan Balai Pustaka', karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, disebutkan golongan tua berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah hanya jika tetap bekerja sama dengan Jepang.

Konsekuensinya, golongan tua menggantungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada rapat PPKI. Adapun peresmian pembantukan PPKI dilaksanakan pada 7 Agustus 1945, sesuai dengan keputusan Jenderal Besar Terauchi, Panglima tentara Umum Selatan, yang membawahi semua tentara Jepang di wilayah Asia Tenggara.

Para anggota PPKI diizinkan melakukan kegiatannya menurut pendapat dan kesanggupan bangsa Indonesia sendiri, tetapi mereka diwajibkan memperhatikan hal-hal berikut:

1. Syarat pertama untuk mencapai kemerdekaan ialah menyelesaikan perang yang sekarang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Jadi, bangsa Indonesia harus mengerahkan tenaga sebesar-besarnya, dan bersama-sama dengan pemerintah Jepang meneruskan perjuangan untuk memperoleh kemenangan akhir dalam Perang Asia Timur Raya.

2. Negara Indonesia merupakan anggota Lingkungan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya, maka cita-cita bangsa Indonesia harus disesuaikan dengan cita-cita pemerintah Jepang yang bersemangat Hakko-Ichiu.

Golongan Tua yang tergabung dalam PPKI merasa yakin dengan janji kemerdekaan dari Jepang, tepatnya setelah tiga utusan PPKI, yakni Sukarno, Mohammad Hatta dan Radjiman Wediodiningrat berangkat menuju markas besar Jenderal Terauchi di Dalat, Vietnam Selatan. Ketiganya berangkat pada 9 Agustus 1945 dan diterima pada 12 Agustus 1945.

Saat itu, Jenderal Besar Terauchi menyampaikan pada ketiganya bahwa Pemerintah Kemaharajaan Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Indonesia dapat merdeka setelah pelaksanaan persiapannya selesai dilakukan oleh PPKI.

Menurut Jenderal Besar Terauchi, wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda. Mungkin saja pelaksanaannya tidak dapat sekaligus untuk seluruh wilayah Indonesia, tetapi bagian demi bagian sesuai dengan kondisi setempat.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan dan kerja keras bangsa Indonesia.

Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah BPUPKI dan PPKI. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat, sedangkan PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno. BPUPKI telah berhasil menyusun dasar negara dan rancangan UUD. Dalam sidangnya yang pertama tanggal 18 Agustus 1945, PPKI telah menetapkan tiga keputusan penting yaitu mengesahkan dan menetapkan UU RI, yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945, mengangkat presiden dan wakil presiden, dan membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ahmad subardjo, dan Fatmawati.
Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan kehidupan Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

B. Saran
Kami Menyarankan kepada Pemimpin negeri ini untuk selalu menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dalam semua aspek pendidikan di Indonesia, serta melakukan kajian-kajian tentang pembenahan sistem yang ada sekarang agar Indonesia kedepannya menjadi lebih baik. Tentu hal ini tidak boleh lepas dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia yang berbudi luhur.




DAFTAR PUSTAKA

arjuna biru. 17 Maret 2017. " Latar Belakang Perdana Menteri Koiso Memberi Janji Kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia ". https://e-the-l.blogspot.com/2017/03/latar-belakang-perdana-menteri-koiso.html

wikipedia. 11 Desember 2017. "Janji Koiso". https://id.wikipedia.org/wiki/Janji_Koiso

Mas Poer. 23 Agustus 2017. " Janji Kemerdekaan Dari Jepang Kepada Indonesia". http://www.freedomsiana.com/2017/08/janji-kemerdekaan-dari-jepang-kepada.html#

Joko Sadewo. 10 Agustus 2014. " Jelang Proklamasi, PPKI dan Golongan Pemuda Berbeda Pendapat". https://www.republika.co.id/berita/gempita-merdeka/sejarah-merdeka/14/08/10/na3816-janji-kemerdekaan-dari-jepang

Fitur Copy saya matikan  jadi silahkan download file wordnya di bawah ini :

  Download
Share This :
anonim

" Jangan merasa lebih baik dari orang lain, Yakin keselamatan itu berada pada yang benar "

0 comments