-->
BLANTERWISDOM101

Makalah Performance dan Scalability - Sistem Terdistribusi (SisTer)

4/18/2019

MAKALAH SISTEM TERDISTRIBUSI
“Performance & Scalability”





Disusun Oleh :

Ahmad Guzali




WEB KALONG
www.webkalong.blogspot.com
2019




KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Performance & Scalability”.
Tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Terdistribusi di program studi S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi pada Universitas Islam Kalimantan. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

                                                         Banjarbaru, 26  Maret 2019
   

            Penyusun





DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI. ii
BAB I PENDAHULUAN.. 1
A.         Latar Belakang. 1
B.         Rumusan Masalah. 3
BAB II PEMBAHASAN.. 4
A.         Performance (Kinerja) 4
B.         Scalability (Ruang Lingkup) 4
BAB III PENUTUP.. 7
A.         Kesimpulan. 7
DAFTAR PUSTAKA.. 8





BAB I PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

1.      Kinerja (Performance)
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa indonesia dari kata dasar "kerja" yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja.
Kinerja dalam organisasi ,merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah sangat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67).
“Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223)
“Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.
Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34)
mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Menurut John Whitmore (1997 : 104)
“Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.
Menurut Barry Cushway (2002 : 1998)
“Kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan”.
Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah :
“ merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78),
“menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.
Menurut John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104)
“kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”.
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.
Mink (1993 : 76)
mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya:
a.     berorientasi pada prestasi,
b.    memiliki percaya diri,
c.     berperngendalian diri,
d.    kompetensi.

2.      Ruang Lingkup (Scalability)
Pengertian dari Ruang lingkup adalah Batasan. Ruang lingkup juga dapat dikemukakan pada bagian variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Penggambaran Ruang lingkup Dapat Kita Nilai Dari data karakteristik responden perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang bagaimana keadaan responden penelitian kita, yang boleh jadi diperlukan untuk melihat data hasil pengukuran variabel-variabel yang diteliti.
Sebagai Contoh Ruang lingkup Pada populasi dan sampel Dapat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian, Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental.

B.   Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Performance ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Scalability ?




BAB II PEMBAHASAN


A.  Performance (Kinerja)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja (performance) dari pada sistem terdistribusi :
1.      Kinerja dari pada personal workstations
2.      Kecepatan infrastruktur komunikasi
3.      Fleksibilitas dalam membagi beban kerja : contoh, apabila terdapat prosesor (workstation) yang idle maka dapat di alokasikan secara otomatis untuk mengerjakan tugas2 user.

B.   Scalability (Ruang Lingkup)

Sistem tetap harus memperhatikan efesiensi walaupun terdapat penambahan secara signifikan user atau sumber daya yang terhubung :
1.        Cost (biaya) penambahan sumber daya (resources) harus reasonable.
2.        Penurunan kinerja (performance) diakibatkan oleh penambahan user atau sumber daya harus terkontrol.
Pada sistem terdistribusi, ruang lingkupnya dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.      Karakteristik Sistem Terdistribusi
a.     Concurrency of Component
Suatu karakteristik yang dimiliki oleh sistem terdistribusi dimana sifatnya setiap komputer/aplikasi dapat melakukan pekerjaan masing – masing tanpa terjadi konflik diantaranya.
Contoh masalah umum :
·         deadlock
·         lifeclock
·         komunikasi yg tidak handal
b.    No Global Clock
Setiap komputer memiliki clock yg berbeda dalam sistem terdistribusi. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mensinkron waktu seluruh komputer/perangkat yg terlibat. Pada sistem terdistribusi, tidak ada suatu proses tunggal yg mengetahui global state sistem saat ini.
c.     Independent Failures of Component
Komputer/sistem dapat mengalami kegagalan atau kerusakan. Apabila kerusakan pada 1 komputer atau 1 sistem akan mempengaruhi semua komputer/sistem. Oleh karena itu apabila terdapat komponen yg rusak/gagal, kerusakan tidak menyebar ke komponen lainnya. Kemungkinan adanya kegagalan proses tunggal yang tidak diketahui.
2.      Model sistem terdistribusi
a.       Sistem Client –server, sistem yang membagi jaringan berdasarkan pemberi dan penerima jasa layanan.
b.      Sistem Point to Point, yaitu sistem yang dapat melakukan sekaligus fungsi sebagai client maupun server
c.       Sistem Terkluster, adalah gabungan dari beberapa sistem individual (komputer) yang dikumpulkan pada suatu lokasi, saling berbagi tempat penyimpanan data (storage), dan saling terhubung dalam jaringan lokal (Local Area Network.

3.      Permasalahan sistem terdistribusi
a.       Software – bagaimana merancang dan mengatur software dalam distribuso sistem
b.      Ketergantungan pada infrastruktur jaringan
c.       Kemudahan akses data yang di share, memunculkan masalah keamanan

4.      Tantangan sistem terdistribusi
a.       Keheterogenan komponen
b.      Keterbukaan
c.       Keamanan
d.      Sociability
e.       Failure handling
f.       Concurrency of components
g.      Transparansi

BAB III PENUTUP


A.  Kesimpulan

1.      Performance
Faktor yang mempengaruhi kinerja (performance) dari sistem terdistribusi :
a.       Kinerja dari pada personal workstations
b.      Kecepatan infrastruktur komunikasi
c.       Fleksibilitas dalam membagi beban kerja : contoh, apabila terdapat prosesor (workstation) yang idle maka dapat di alokasikan secara otomatis untuk mengerjakan tugas2 user.

2.      Scalability
Sistem tetap harus memperhatikan efesiensi walaupun terdapat penambahan secara signifikan user atau sumber daya yang terhubung :
a.      Cost (biaya) penambahan sumber daya (resources) harus reasonable.
b.      Penurunan kinerja (performance) diakibatkan oleh penambahan user atau sumber daya harus terkontrol.




DAFTAR PUSTAKA


Wikipedia. 7 September 2018. “Kinerja”. https://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja di akses pada tanggal 07 April 2019 pada pukul 18.39 WITA
riefkyhamdallahfandy. 25 April 2011. "PENGERTIAN RUANG LINGKUP dan kontigensi komponen dan contohnya". https://riefkyhamdallahfandy.wordpress.com/2011/04/25/pengertian-ruang-lingkup/ di akses pada tanggal 07 April 2019 pada pukul 18.48 WITA
triyanto. Januari 2011. "SISTEM TERDISTRIBUSI". http://wwwpengembanganblogspot.blogspot.com/2011/01/pendahuluan-1.html di akses pada tanggal 07 April 2019 pada pukul 19.02 WITA
AFKARSHAD. 25 Januari 2015. "Ruang Lingkup Sistem Terdistribusi". https://sisterkitakita.wordpress.com/2015/01/25/ruang-lingkup-sistem-terdistribusi/ di akses pada tanggal 07 April 2019 pada pukul 19.08 WITA




Fitur Copy saya matikan  jadi silahkan download file wordnya di bawah ini :

  Download
Share This :
anonim

" Jangan merasa lebih baik dari orang lain, Yakin keselamatan itu berada pada yang benar "

1 comments