MAKALAH SISTEM TERDISTRIBUSI
“Performance & Scalability”
Disusun Oleh :
Ahmad Guzali
WEB KALONG
www.webkalong.blogspot.com
www.webkalong.blogspot.com
2019
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang
“Performance & Scalability”.
Tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Terdistribusi di program studi S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi
pada Universitas Islam Kalimantan. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan
serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Banjarbaru, 26 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Performance
(Kinerja)
B. Scalability
(Ruang Lingkup)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
1.
Kinerja (Performance)
Kinerja
adalah sebuah kata dalam bahasa indonesia dari kata dasar "kerja"
yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil
kerja.
Kinerja
dalam organisasi ,merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah sangat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot
sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan – kesan
buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda
peringatan adanya kinerja yang merosot.
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara
(2000 : 67).
“Kinerja
( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani
(2003 : 223)
“Kinerja
seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat
dinilai dari hasil kerjanya”.
Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34)
mengemukakan
“kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Menurut John Whitmore (1997 : 104)
“Kinerja
adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah
suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan”.
Menurut Barry Cushway (2002 : 1998)
“Kinerja
adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target
yang telah ditentukan”.
Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309)
mengemukakan kinerja adalah :
“
merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.
Menurut Robert L. Mathis dan John H.
Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78),
“menyatakan
bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan”.
Menurut John Witmore dalam Coaching for
Perfomance (1997 : 104)
“kinerja
adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu
perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”.
Kinerja
merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak
tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan
dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui
dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.
Mink (1993 : 76)
mengemukakan
pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa
karakteristik, yaitu diantaranya:
a.
berorientasi pada prestasi,
b.
memiliki percaya diri,
c.
berperngendalian diri,
d.
kompetensi.
2. Ruang
Lingkup (Scalability)
Pengertian dari Ruang lingkup adalah
Batasan. Ruang lingkup juga dapat dikemukakan pada bagian variabel-variabel
yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian.
Penggambaran Ruang lingkup Dapat Kita Nilai Dari data karakteristik responden
perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang bagaimana
keadaan responden penelitian kita, yang boleh jadi diperlukan untuk melihat
data hasil pengukuran variabel-variabel yang diteliti.
Sebagai Contoh Ruang lingkup Pada
populasi dan sampel Dapat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil
sampel sebagai subjek penelitian, Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah
seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian,
terutama dalam penelitian eksperimental.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Performance ?
2.
Apa yang dimaksud dengan Scalability ?
BAB II PEMBAHASAN
A. Performance
(Kinerja)
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kinerja (performance) dari pada sistem terdistribusi :
1. Kinerja
dari pada personal workstations
2. Kecepatan
infrastruktur komunikasi
3. Fleksibilitas
dalam membagi beban kerja : contoh, apabila terdapat prosesor (workstation)
yang idle maka dapat di alokasikan secara otomatis untuk mengerjakan tugas2
user.
B.
Scalability (Ruang Lingkup)
Sistem tetap
harus memperhatikan efesiensi walaupun terdapat penambahan secara signifikan
user atau sumber daya yang terhubung :
1.
Cost (biaya) penambahan sumber daya (resources)
harus reasonable.
2.
Penurunan kinerja (performance) diakibatkan oleh
penambahan user atau sumber daya harus terkontrol.
Pada sistem
terdistribusi, ruang lingkupnya dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Karakteristik
Sistem Terdistribusi
a. Concurrency
of Component
Suatu karakteristik yang dimiliki oleh
sistem terdistribusi dimana sifatnya setiap komputer/aplikasi dapat melakukan
pekerjaan masing – masing tanpa terjadi konflik diantaranya.
Contoh
masalah umum :
·
deadlock
·
lifeclock
·
komunikasi yg tidak handal
b. No
Global Clock
Setiap komputer memiliki clock yg
berbeda dalam sistem terdistribusi. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam
mensinkron waktu seluruh komputer/perangkat yg terlibat. Pada sistem
terdistribusi, tidak ada suatu proses tunggal yg mengetahui global state sistem
saat ini.
c. Independent
Failures of Component
Komputer/sistem dapat mengalami
kegagalan atau kerusakan. Apabila kerusakan pada 1 komputer atau 1 sistem akan
mempengaruhi semua komputer/sistem. Oleh karena itu apabila terdapat komponen
yg rusak/gagal, kerusakan tidak menyebar ke komponen lainnya. Kemungkinan
adanya kegagalan proses tunggal yang tidak diketahui.
2. Model
sistem terdistribusi
a.
Sistem Client –server, sistem yang membagi
jaringan berdasarkan pemberi dan penerima jasa layanan.
b.
Sistem Point to Point, yaitu sistem yang dapat
melakukan sekaligus fungsi sebagai client maupun server
c.
Sistem Terkluster, adalah gabungan dari beberapa
sistem individual (komputer) yang dikumpulkan pada suatu lokasi, saling berbagi
tempat penyimpanan data (storage), dan saling terhubung dalam jaringan lokal
(Local Area Network.
3. Permasalahan
sistem terdistribusi
a.
Software – bagaimana merancang dan mengatur
software dalam distribuso sistem
b.
Ketergantungan pada infrastruktur jaringan
c.
Kemudahan akses data yang di share, memunculkan
masalah keamanan
4. Tantangan
sistem terdistribusi
a.
Keheterogenan komponen
b.
Keterbukaan
c.
Keamanan
d.
Sociability
e.
Failure handling
f.
Concurrency of components
g.
Transparansi
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Performance
Faktor yang
mempengaruhi kinerja (performance) dari sistem terdistribusi :
a. Kinerja
dari pada personal workstations
b. Kecepatan
infrastruktur komunikasi
c. Fleksibilitas
dalam membagi beban kerja : contoh, apabila terdapat prosesor (workstation)
yang idle maka dapat di alokasikan secara otomatis untuk mengerjakan tugas2
user.
2. Scalability
Sistem tetap
harus memperhatikan efesiensi walaupun terdapat penambahan secara signifikan
user atau sumber daya yang terhubung :
a.
Cost (biaya) penambahan sumber daya (resources)
harus reasonable.
b.
Penurunan kinerja (performance) diakibatkan oleh
penambahan user atau sumber daya harus terkontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. 7 September 2018.
“Kinerja”. https://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja
di akses pada tanggal 07 April 2019 pada pukul 18.39 WITA
riefkyhamdallahfandy. 25 April 2011.
"PENGERTIAN RUANG LINGKUP dan
kontigensi komponen dan contohnya". https://riefkyhamdallahfandy.wordpress.com/2011/04/25/pengertian-ruang-lingkup/
di akses pada tanggal 07 April 2019 pada pukul 18.48 WITA
triyanto. Januari 2011. "SISTEM TERDISTRIBUSI". http://wwwpengembanganblogspot.blogspot.com/2011/01/pendahuluan-1.html
di akses pada tanggal 07 April 2019 pada pukul 19.02 WITA
AFKARSHAD. 25 Januari 2015. "Ruang Lingkup Sistem Terdistribusi".
https://sisterkitakita.wordpress.com/2015/01/25/ruang-lingkup-sistem-terdistribusi/
di akses pada tanggal 07 April 2019 pada pukul 19.08 WITA
Share This :
test
ReplyDelete